Berpindah Haluan Karir!
Image credit by www.theundercoverrecruiter.com
Apakah
anda pernah mengenal seseorang yang berganti profesi dari profesi sebelumnya yang benar-benar berbeda? Misalnya dari insinyur menjadi musisi seperti Purwacaraka, karyawan menjadi pengusaha seperti Bob Sadino?
Dalam buku “The 10 Laws
of Career Reinvention” Pamela Mitchell mengatakan banyak orang melakukan
pekerjaan yang tidak mereka sukai selama bertahun-tahun padahal diluar sana
terdapat banyak kesempatan untuk melakukan hal yang kita sukai yang bisa memberi
penghasilan, baik sama atau bahkan lebih besar.
Namun sayangnya, tidak semua
orang menyadari hal itu, sehingga pertanyaan yang paling sering diajukan ke
saya saat saya bercerita tentang latar belakang pendidikan dan pekerjaan saya
sebagai IT dan sebelumnya bekerja di Astra adalah “Kenapa keluar dari Astra?”
Mungkin orang melihat Astra sebagai perusahaan besar yang memberi jaminan bagi
karyawannya. Saya pun berpikir demikian, namun seiring dengan berjalannya waktu,
saya menemukan hal-hal penting lainnya yang membuat saya tergerak untuk
berganti profesi dan keluar dari Astra.
Ada beberapa proses yang saya lalui sewaktu berubah haluan:
Proses pertama adalah Menemukan impian dan alasan mengapa itu penting. Buat saya waktu untuk
keluarga itu penting karena waktu tidak bisa diulang, saya ingin pekerjaan yang
fleksibel secara waktu tidak harus bangun pagi dan pulang sore, saya juga ingin
melakukan pekerjaan yang saya sukai dimana saya bisa terus belajar hal baru,
bertemu orang dan sekaligus bisa membantu mereka. Ada satu kepuasan batin jika
apa yang saya lakukan bisa memberikan dampak positif atau bermanfaat bagi orang
lain. Selain itu saya juga tidak tahan dengan kemacetan, yang semakin hari
semakin parah :(
Proses kedua adalah Melakukan persiapan. Dalam
bukunya Pamela Mitchell juga mengatakan bahwa tubuh kita menjadi petunjuk yang
lebih baik dibanding intelektual kita. Memasuki tahun keempat di Astra, saya
mulai gelisah dengan rutinitas pekerjaan. Saya kemudian mencoba mengambil pendidikan
S2, tapi setelah selesai pun saya tetap merasa ada yang kurang, dan akhirnya
saya coba mencari informasi tentang berbagai profesi di google termasuk profesi Konsultan Keuangan, dan ternyata Konsultan
Keuangan ada pendidikan sertifikasi profesi-nya.
Saya kemudian mengambil
pendidikan tersebut (IARFC Indonesia), dan pada saat saya belajar ternyata saya
memiliki kesempatan untuk bisa bekerja/praktek jika saya telah menyelesaikan Kelas
Lanjutan (Intermediate) rasanya
seperti mendapatkan jawaban! Saya pun langsung berencana menyisihkan bonus
akhir tahun saya untuk menambah Tabungan Dana Darurat. Sesuai yang saya
pelajari di kelas Perencanaan Keuangan Tabungan Dana Darurat dibutuhkan untuk
keadaan darurat dan lebih besar lagi jika ingin berpindah profesi.
Proses terakhir, dan merupakan proses yang paling sulit adalah Mengambil keputusan dan bertindak. 6 bulan kemudian
setelah berdoa dan melalui proses pertimbangan yang panjang, saya memutuskan
untuk keluar dari Astra di akhir tahun 2010. Saat itu tidak ada yang mendukung,
termasuk orang tua, namun saya mencoba mengerti karena mereka hanya
menguatirkan bagaimana nanti saya kedepannya. Waktu wawancara dengan calon atasan saya pun ditanyakan apakah saya yakin dengan keputusan saya, karena sebagai konsultan penghasilannya tidak tetap dan saya harus mulai dari bawah. Walau cukup deg-degan, namun akhirnya saya mengatakan bahwa tekad saya sudah bulat dan saya tetap dengan keputusan saya. Saya percaya rejeki itu dari Tuhan.
Ditempat kerja yang baru, walaupun
banyak tantangan saya merasa sangat bersemangat
dan itu yang membuat saya berusaha melakukan apa yang Senior/Mentor saya katakan
dan mengikuti kemana beliau pergi, sehingga saya jadi banyak belajar. Seiring
waktu saya mulai dipercaya untuk menulis artikel, siaran di radio, dan
berhadapan dengan klien langsung tanpa ditemani Senior (hal-hal yang tidak
pernah saya bayangkan bisa saya lakukan sebelumnya). Di tahun itu, tahun 2011 saya membuat buku
pertama saya ‘Your Finance is You’ dan diberi kesempatan untuk menulis buku
kedua ‘Save Your Money’ berbarengan dengan Senior saya Bpk. Aidil Akbar membuat
bukunya ‘Easy Planning’.
Saat ini tidak terasa kita sudah diakhir tahun 2015, 5 tahun sudah saya menjalani profesi sebagai Konsultan Keuangan/Financial Planner, banyak suka
dan duka. Namun saya bersyukur saya mengambil keputusan ini 5 tahun lalu karena
saat ini sebagian besar impian saya sudah tercapai saya memiliki waktu kerja
yang fleksibel, bisa bekerja dari rumah, punya banyak waktu untuk keluarga khususnya mama saya dan melakukan hal yang saya suka dimana saya bisa terus
belajar/banyak waktu membaca, berkontribusi/edukasi melalui tulisan untuk
meningkatkan financial literacy masyarakat. Buat
saya ini sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang :)
Jadi mengubah haluan
dalam karir prosesnya memang tidak mudah, karena itu kita perlu menemukan
impian dan alasan mengapa itu penting, melakukan persiapan, mengambil keputusan
dan bertindak sesuai dengan keputusan yang telah kita buat. Do the best, pray, and never give up, I think that's the key!
Perjuangkanlah impian
kita, karena hidup cuma satu kali!
Selamat Menyambut Tahun Baru!
Selamat Menyambut Tahun Baru!
Comments
Post a Comment