Emas sebagai bagian Perencanaan Keuangan
Emas merupakan salah satu barang
yang sejak jaman dulu sering dikumpulkan oleh orang. Masih ingat sejumlah film
dimana banyak orang berburu harta karun dan menemukan banyak sekali emas?
Ya emas merupakan logam mulia
yang sering dicari dan dikumpulkan karena berharga dan memiliki nilai, sehingga
bisa juga dijadikan sebagai alat pembayaran. Dan seiring waktu nilai emas atau
logam mulia ini semakin meningkat bahkan akhirnya Emas disepakati dengan adanya
World Gold Prices.
Dalam Perencanaan Keuangan, Logam
Mulia yang saat ini lebih dikenal dalam bentuk batangan dan dinar bisa
digunakan dan menjadi bagian dari Perencanaan Keuangan suatu keluarga.
Untuk tujuan yang bersifat pendek
dan menengah, logam mulia bisa digunakan sebagai portfolio/komposisi aset yang
dimiliki, sebagai contoh: untuk kebutuhan Dana Pendidikan Anak jika dalam 3
tahun lagi perlu mempersiapkan uang pangkal anak sekolah sebesar 20 juta
Rupiah, maka kita bisa melakukan investasi di Logam Mulia senilai kurang lebih
15 juta Rupiah, dengan asumsi dan ekspektasi return 15-20% per tahun selama kurun dua tahun
tersebut (usahakan untuk Dana Pendidikan telah siap sedia 1 tahun sebelumnya,
karena digunakan untuk pembayaran-pembayaran diawal sebelum sekolah/pendidikan
dimulai). Atau untuk tujuan keuangan mempersiapkan Dana Naik Haji, bisa
mengumpulkan koin emas/dinar kurang lebih sebanyak 15-20 Dinar.
Jika Logam Mulia ingin digunakan
untuk tujuan investasi jangka panjang ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan:
Tempat
Penyimpanan.
Logam Mulia yang berbentuk fisik dan jika jumlahnya besar maka
mulai perlu disiapkan atau ditaruh di tempat yang aman, salah satu pilihannya
adalah di Safe Deposit Box yang merupakan salah satu fasilitas di Bank dimana
kita sebagai konsumen akan dikenakan biaya pertahun.
Faktor
Keamanan.
Pada saat akan menggunakan maka logam mulia yang berbentuk fisik
perlu ditukarkan dengan mata uang sehingga perhatikan faktor keamanan terutama
pada saat membawa logam mulia dalam jumlah besar karena jika untuk jangka
panjang maka jumlahnya akan besar/berat.
Faktor
Return.
Logam mulia secara historis memang menunjukkan grafik return yang
meningkat, namun jika dibandingkan dengan data historis instrumen investasi
lain di pasar modal, sebagai contoh reksadana saham maka untuk jangka panjang (diatas 5 tahun) memiliki kemungkinan tingkat return yang tinggi. Yang perlu diingat adalah
tingkat return akan berbanding lurus dengan resiko, sehingga investasi yang
akan dilakukan perlu disesuaikan dengan profil resiko investor (konservatif,
moderate atau agresif).
Karena itu mulailah perencanaan
keuangan dengan memilah-milah jangka waktu tujuan investasi sehingga semua
instrumen investasi yang benar akan kita miliki sesuai kebutuhan dan tingkat
resiko yang bisa kita terima. Logam Mulia menjadi salah satu instrumen
investasi yang hampir selalu ada dalam portfolio perencanaan yang kita buat,
karena Logam Mulia juga bisa berfungsi sebagai portfolio dalam Dana Darurat,
selain Tabungan dan Deposito. Diversifikasi sangat penting dalam sebuah
Perencanaan Keuangan yang baik, sehingga terjadi pembagian resiko dalam
portfolio aset yang kita miliki.
Selamat Menikmati Kilau Emas!
*tulisan ini dimuat di Koran 'Tribun Medan' Kompas Gramedia Group
Comments
Post a Comment