Good Habits vs Bad Habits



Ada tertulis “Pergaulan yang buruk merusakan kebiasan yang baik”. Hal ini bisa diartikan juga sebaliknya bahwa dengan pergaulan yang baik bisa merusakan kebiasaan yang buruk. Kita akan mencoba memahami hal ini dengan suatu analogi.

Jika seorang yang tidak merokok, lalu ia berkenalan dengan sekelompok teman-teman yang semuanya merokok dan mulai sering menghabiskan waktu dengan mereka, maka lama kelamaan kemungkinan besarnya adalah bahwa ia yang semula tidak merokok akan mulai mencoba rokok, kemudian sesekali merokok, dan akhirnya menjadi terbiasa merokok.

Begitu juga sebaliknya, jika ada seorang yang perokok berat dan ia masuk ke satu lingkungan dimana merokok itu dilarang maka mungkin awalnya karena ia tidak tahan maka ia akan merokok, namun karena ia akhirnya menjadi pusat perhatian, ditegur dan terkena sanksi, maka akhirnya ia menahan dirinya untuk tidak merokok. Dan jika ia menghabiskan banyak waktu ditempat tersebut, maka lama-kelamaan ia bisa berhenti merokok.

Kecenderungan ini terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, yang dalam hal ini kita coba kaitkan dengan keuangan. Jika seseorang anak terbiasa meminta uang jajan dan selalu diberikan oleh orang tuanya, maka pada saat orang tuanya sedang benar-benar tidak punya uang maka anaknya akan memberikan reaksi seperti kecewa, menangis, berteriak, marah, memukul, dll. Hal ini bisa terjadi karena bagi sang anak itu adalah suatu keharusan, apalagi jika orang tuanya tidak bisa memberikan penjelasan dan pengertian kepada anaknya.

Saya pernah mendengar seorang ibu yang dengan sedih bercerita bahwa ia kebingungan bagaimana menghadapi anak laki-lakinya, karena setiap hari anaknya itu pagi, siang, malam selalu meminta sejumlah uang yang cukup besar, sedangkan gaji suaminya tidak terlalu besar. Jika tidak dituruti maka si anak akan mengamuk dan membuat keributan dirumah, dan juga tidak takut kepada bapaknya. Saat ini ibu itu mengaku bahwa ia memiliki banyak hutang dimana-mana dan juga uang sekolah yang tertunggak beberapa bulan, karena pada saat-saat tertentu ia harus meminjam uang agar anak laki-lakinya tidak mengamuk.

Jika seorang anak terbiasa diberi uang tanpa pengertian yang benar, dan mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara-cara yang tidak baik, maka ia akan terbiasa melakukan hal tersebut untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Pendidikan soal uang atau keuangan sangat penting dan hal tersebut harus dimulai semenjak dini, bukan pada saat seseorang sudah bisa menghasilkan uang. Orang tua dan lingkungan memegang peranan besar dalam hal ini. Orang tua yang biasa mengajarkan anaknya menabungkan sebagian uang jajannya jika ia memiliki keinginan, maka tidak akan terlalu sulit jika suatu saat nanti setelah ia memiliki penghasilan sendiri ia akan mulai menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung atau diinvestasikan. Orang tua yang secara rutin dalam kurun waktu tertentu (seminggu/sebulan sekali) memberikan uang jajan dan meminta anaknya mengelolanya, dengan konsekuensi kalau tidak cukup maka akan ada resiko yang harus ditanggung, bisa mengajarkan tentang tanggung jawab dalam mengatur keuangan dan mencukupkan diri dengan apa yang ada.

Choose which habits you want to develop!

“We are what we repeatedly do. Excellence, therefore, is not an act but a habit.” [Aristotle]

Image taken from here

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Perempuan Harus Cerdas Ngatur Keuangan?

[Bisnis] Yuk Mulai Bisnis Kamu!