My Reksadana Part 3: Let Our Investment Grow
Pernah punya pengalaman
berkebun? Atau menanam pohon?
Dulu saya masih ingat saat
pindah ke Dumai, kami sekeluarga pindah karena Papa pindah tugas. Rumah di
komplek yang dikhususkan itu besar-besar dengan halaman yang sangat luas
(apalagi saya waktu itu masih kelas 4 SD).
Waktu kami datang kesana,
semua tampak panas dan gersang, seperti tidak ada kehidupan. Papa saya seorang
pelaut yang saat itu sedang cuti untuk beberapa bulan. Dan saya masih ingat
sekali, beliau mulai mengerjakan halaman rumah kami, ia mulai membuat got-got
kecil disekeliling rumah kami, kemudian ia mulai membuat lubang-lubang dan
menggemburkan tanah-tanahnya, ia juga membeli bibit-bibit tanaman dan pupuk. Kami
anak-anaknya terutama saya dan abang saya diajak turut serta dalam kegiatan
itu, cukup melelahkan, hingga kadang kami hanya bertahan sebentar,
beristirahat, bermain, lalu membantu lagi. Hal ini kami lakukan rutin setiap
sore, sehingga lama-kelamaan menjadi suatu kegiatan yang kami anggap seru dan
menjadi bagian dari hidup kami hari-hari.
Mama bertugas menyiapkan
kue-kue dan minuman, sehingga saat kami sudah selesai bekerja, kami bisa duduk
diteras dan melihat apa yang telah kami kerjakan. Awalnya saya tidak terlalu
mengerti dengan apa yang Papa saya rencanakan, tapi ketika pekerjaan mulai jadi
saya mulai bisa melihat, got-got yang ada disekeliling rumah kami adalah yang
digunakan untuk menjadi jalur air dan setiap lubang-lubang pohon akan
tersambung ke sisi got, sehingga untuk mengairi kami cukup mulai menyalakan
keran dan membiarkan airnya mengalir ke setiap lubang-lubang tanaman yang ada.
Saya ada di Dumai sampai dengan SMP
Kelas 3, dan selama itu (sekitar 5 tahun) kami sudah menikmati hasil dari
pohon-pohon yang ditanam Papa dan dirawat oleh kami sekeluarga. Ada pohon
pepaya, mangga, jambu air, jambu biji, jambu bol, semangka, rambutan, singkong,
cabe, tomat jadi berasa taman buah dan sayuran deh, haha.. :D
Pengalaman ini saya bagikan untuk memberikan gambaran bahwa sesuatu yang ditanam, dirawat rutin, diberi pupuk, akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan buahnya pada waktunya masing-masing, ada yang hanya butuh beberapa bulan, ada yang perlu beberapa tahun.
Pengalaman ini saya bagikan untuk memberikan gambaran bahwa sesuatu yang ditanam, dirawat rutin, diberi pupuk, akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan buahnya pada waktunya masing-masing, ada yang hanya butuh beberapa bulan, ada yang perlu beberapa tahun.
Saya belajar prinsip yang sama dalam
berinvestasi di reksadana :
- Perlu dimulai (ditanam benih)
- Diinvest rutin (diberi air/pupuk rutin)
- Direview berkala (dibersihkan dan dicek kesehatannya), sampai akhirnya siap
- Dicairkan (dinikmati buahnya) sesuai waktunya. (Baca My Reksadana Part 1&2)
Pada saat meninggalkan rumah di Dumai,
karena akan melanjutkan SMA di Jakarta ada perasaan kehilangan, melihat hijau
dan luasnya halaman kami (di Jakarta cuma kecil banget, hihi..)
Kita tidak akan bisa menikmati buahnya, jika tidak menanam benihnya, melewati prosesnya. Setiap buah punya keunikan dan waktu masing-masing untuk menjadi matang, jangan dipetik sebelum waktunya. Dan perlu diingat ada pohon yang berbuah sedikit, dan ada pohon yang berbuah banyak, tapi ada pohon yang gagal berbuah. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman hidup kita.
Selamat menanam benih investasi, jalani
prosesnya dengan benar, biarkan ia tumbuh dan nikmati hasilnya pada waktunya!
Image taken from here
Comments
Post a Comment