Posts

Showing posts from January, 2012

Kontrak atau KPR?

Image
Pernahkan anda membayangkan berapa besar biaya yang dikeluarkan jika kita terus menerus kontrak dan tidak memiliki rumah? Berdasarkan data dan fakta yang saya pelajari dari orang tua saya, pada tahun 1982 biaya kontrak Rp. 150.000 untuk satu tahun. Orang tua saya memutuskan untuk KPR tahun 1982 untuk Rumah senilai Rp. 7.000.000, uang muka Rp. 950.000 dan cicilan fixed /tetap Rp. 64.000 selama 15 tahun. Jadi Total Bayar sekitar Rp. 11.520.000. Gaji papa saya tahun 1982 sekitar Rp. 125.000, berarti cicilan Rp. 64.000 itu 51% dari gaji. Dan sampai 1997 tahun terakhir bayar cicilan rumah, gaji papa saya sekitar Rp. 2.000.000 dengan cicilan masih tetap Rp. 64.000 sehingga hanya 3.2% dari gaji! Jika dibandingkan dengan saudara orang tua saya yang sampai saat ini masih kontrak, maka biaya yang dikeluarkan adalah kira-kira totalnya sejumlah Rp. 65.000.000 diambil dari tahun pertama (1982) Rp. 150.000 sampai dengan tahun terakhir (2012) sekitar Rp. 8.700.000 per tahun untuk biaya

Keuangan setelah menikah harus bagaimana?

Image
Terdorong oleh pertanyaan dari salah seorang teman yang dalam waktu dekat merencanakan akan melangsungkan pernikahan maka saya akhirnya menulis artikel ini.  Keuangan sampai saat ini masih menjadi hal yang sangat jarang secara detil dibahas oleh pasangan yang akan menikah, padahal nantinya dalam kehidupan pernikahan/keluarga salah satu topik yang akan sering dibahas adalah terkait pengaturan keuangan, bahkan dalam banyak kasus terjadi masalah keluarga karena hal yang menyangkut keuangan dan hal ini menjadi fakta yang nyata bisa kita lihat disekitar kita. Bisakah hal ini diantisipasi? Dua individu yang berbeda dengan kebiasaan dan latar belakang keluarga yang berbeda pasti akan membawa cara pandang dan kebiasaan mengelola keuangan yang berbeda juga yang sedikit banyak dipengaruhi oleh cara orang tua mereka mengatur keuangan. Hal ini tidak bisa dihindari namun perlu beberapa penyesuaian setelah pernikahan karena sudah tidak sendiri lagi sehingga sebaiknya keputusan yang diam

Emas sebagai bagian Perencanaan Keuangan

Image
Emas merupakan salah satu barang yang sejak jaman dulu sering dikumpulkan oleh orang. Masih ingat sejumlah film dimana banyak orang berburu harta karun dan menemukan banyak sekali emas?  Ya emas merupakan logam mulia yang sering dicari dan dikumpulkan karena berharga dan memiliki nilai, sehingga bisa juga dijadikan sebagai alat pembayaran. Dan seiring waktu nilai emas atau logam mulia ini semakin meningkat bahkan akhirnya Emas disepakati dengan adanya World Gold Prices . Dalam Perencanaan Keuangan, Logam Mulia yang saat ini lebih dikenal dalam bentuk batangan dan dinar bisa digunakan dan menjadi bagian dari Perencanaan Keuangan suatu keluarga. Untuk tujuan yang bersifat pendek dan menengah, logam mulia bisa digunakan sebagai portfolio/komposisi aset yang dimiliki, sebagai contoh: untuk kebutuhan Dana Pendidikan Anak jika dalam 3 tahun lagi perlu mempersiapkan uang pangkal anak sekolah sebesar 20 juta Rupiah, maka kita bisa melakukan investasi di Logam Mulia senilai

Resolusi Keuangan 2012

Image
Happy New Year 2012!  Semoga semua memiliki semangat dan optimisme yang positif dalam menjalani tahun yang baru ini. Mungkin beberapa dari kita sudah membuat beberapa resolusi 2012, ada target-target yang ingin dicapai dengan harapan lebih baik dari tahun sebelumnya, tentunya hal ini berlaku juga untuk kondisi keuangan, bukan begitu? Beberapa waktu yang lalu saya diminta wawancara oleh suatu tabloid mengenai Trend Investasi 2012. Sebagai Perencana Keuangan saya menjawab bahwa untuk investasi yang dilakukan dalam perencanaan yang baik adalah selalu disesuaikan dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang) karena setiap instrumen investasi memiliki karakteristik masing-masing ada yang cocok untuk jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (3-4 tahun), jangka panjang (5 tahun keatas). Sehingga akan tidak cocok/tidak tepat guna jika instrumen investasi jangka pendek dipakai untuk jangka panjang dan sebaliknya.   Perlu