Keuangan setelah menikah harus bagaimana?



Terdorong oleh pertanyaan dari salah seorang teman yang dalam waktu dekat merencanakan akan melangsungkan pernikahan maka saya akhirnya menulis artikel ini. 

Keuangan sampai saat ini masih menjadi hal yang sangat jarang secara detil dibahas oleh pasangan yang akan menikah, padahal nantinya dalam kehidupan pernikahan/keluarga salah satu topik yang akan sering dibahas adalah terkait pengaturan keuangan, bahkan dalam banyak kasus terjadi masalah keluarga karena hal yang menyangkut keuangan dan hal ini menjadi fakta yang nyata bisa kita lihat disekitar kita. Bisakah hal ini diantisipasi?

Dua individu yang berbeda dengan kebiasaan dan latar belakang keluarga yang berbeda pasti akan membawa cara pandang dan kebiasaan mengelola keuangan yang berbeda juga yang sedikit banyak dipengaruhi oleh cara orang tua mereka mengatur keuangan. Hal ini tidak bisa dihindari namun perlu beberapa penyesuaian setelah pernikahan karena sudah tidak sendiri lagi sehingga sebaiknya keputusan yang diambil merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak dan dengan tujuan utama untuk kebaikan keluarga bukan hanya kepentingan pribadi.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana pengaturan keuangan yang baik? Apakah saya harus memberitahukan semua yang saya miliki, tabungan, rumah, dll? Apakah nanti perlu digabung tabungan yang dimiliki? Bagaimana dengan tanggung jawab membayar pengeluaran-pengeluaran atau kebutuhan keluarga?

Terbuka mengenai Aset & Hutang dan Pemasukan & Pengeluaran.
Keterbukaan adalah cara yang penting dalam memulai suatu perencanaan keuangan keluarga yang benar, karena tanpa keterbukaan masalah yang sebenarnya terjadi tidak akan terlihat dan bisa menjadi boomerang dikemudian hari. Sebagai contoh jika calon Suami/Istri tidak transparan mengenai hutang-hutang konsumtif (Kartu Kredit, KTA, dll) yang dimiliki maka nantinya hal ini akan bisa menjadi masalah yang harus ditanggung keluarga karena cepat atau lambat hal ini akan mempengaruhi cashflow keluarga yang tergerus cicilan hutang. Karena itu jika hal tersebut diutarakan diawal maka bisa diambil tindakan/solusi contoh: membuat rencana pelunasan hutang dalam jangka waktu dekat, sehingga pernikahan bisa dimulai tanpa beban.

Pembagian tanggung jawab membayar kebutuhan keluarga.
Terkait hal ini, sebaiknya yang dilakukan adalah mulai membuat anggaran/budgeting yaitu dengan mengisi daftar pengeluaran-pengeluaran yang selama ini ada sebagai single dan rencana pengeluaran-pengeluaran yang akan datang sebagai married couple. Apakah ada pengeluaran-pengeluaran yang sudah tidak perlu lagi/berubah nilainya atau ada pengeluaran baru nanti setelah menikah? Cukupkah penghasilan yang ada untuk meng-cover pengeluaran-pengeluaran tersebut?  Contoh: uang sewa kost tidak perlu lagi karena sudah memiliki rumah, biaya transport berkurang karena hanya menggunakan satu mobil untuk pergi kerja, ada alokasi baru untuk dana pendidikan anak, dll. Untuk implementasinya bisa banyak cara, kita bisa memiliki sejumlah rekening tabungan sesuai fungsinya agar mempermudah operasional, contoh: tabungan dana darurat, tabungan keb. rumah tangga, tabungan dana pendidikan anak, tabungan keperluan pribadi (handphone, hobby, perawatan, kursus/training, dll). Jika penghasilan anda dan pasangan tidak cukup meng-cover kebutuhan yang ada maka perlu dilakukan adjustment (peningkatan income atau penurunan pengeluaran non primer).

Jika sudah punya Perencanaan Keuangan yang jelas dan tertata rapi apalagi jika sudah mencakup tujuan-tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang sampai ke Dana Pensiun, maka anda akan lebih siap dan fokus pada hal-hal penting dalam hubungan anda, pasangan dan anak-anak.

Jadikanlah diskusi mengenai keuangan menjadi hal yang seru atau tantangan bagi anda dan pasangan anda yang saat ini adalah tim/partner sehingga kebaikannya adalah kebaikan anda dan sebaliknya. Berbeda pendapat sah-sah saja, adu argumentasi boleh, but try to keep respect each other, have open mind and happy ending yaa..

Not easy but its worth to try your best! Good luck!


Image taken from here

Comments

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor

Good Habits vs Bad Habits