Hidup Tenang Meski Berutang


Memang bisa? 
Gaji kurang sering jadi alasan untuk berutang. Akibatnya, jumlah cicilan yang menggunung pun dianggap wajar. Padahal, utang menjadi penyebab utama buruknya kondisi keuangan.
Sudah telanjur terjebak utang? Simak, nih, hasil obrolan CC bersama Senior Consultant dari Zeus Consulting Yosephine P.Tyas, S.Kom, MM, CFP® mengenai utang sekaligus cara menanganinya agar bisa membantu finansial kita.

Apa itu utang?
Utang bukan sekadar meminjam uang dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Menurut Yosephine, poin penting yang sering kali dilupakan ketika berutang adalah adanya kewajiban untuk mengembalikan. Karena itu, sebelum berutang pastikan kita sudah tahu cara untuk melunasinya.

Kapan boleh berutang?
Kita sebaiknya berutang jika kita sudah mengetahui bagaimana cara membayar utang tersebut, artinya kita sudah mengalokasikan dana untuk membayarnya, jangan berutang kalau kita tidak bisa komit untuk melunasinya. Pastikan juga kita telah memiliki dana darurat yang bisa digunakan jika di kemudian hari tidak ada penghasilan untuk membayar cicilan. Hal lain yang perlu diperhatikan, maksimal besar cicilan utang adalah 30 persen dari penghasilan.

Semua utang buruk?
Ada dua jenis utang, yaitu utang konsumstif dan produktif. Utang konsumtif harus dihindari karena dilakukan untuk membeli sesuatu yang nilainya turun atau tidak memberikan dampak terhadap penghasilan. Biasanya, sih, utang konsumtif terjadi karena dorongan gaya hidup, misalnya menggunakan kartu kredit untuk shopping, travelling yang jumlahnya diluar penghasilan atau dana yang kita miliki. Sst, sekadar meminjam uang teman untuk membeli secangkir latte di coffee shop langganan termasuk utang konsumtif, tuh.
            Sebaliknya, utang produktif digunakan untuk membeli barang atau aset yang nilainya naik atau memberikan penghasilan tambahan, seperti kredit properti dan kredit usaha. Selama sudah menyiapkan dana untuk membayar cicilan tiap bulan dan besar cicilan nggak lebih dari 30% penghasilan, kita bisa mengambil utang produktif.

Bisakah utang konsumtif jadi produktif?
Jika barang yang dibeli bisa menunjang produktivitas, utang konsumtif bisa saja menjadi produktif. Contohnya, kita membeli ponsel baru karena sangat membutuhkan fitur-fitur pentingnya untuk menunjang pekerjaan. Ponsel yang termasuk barang konsumtif pun berubah fungsinya menjadi produktif karena secara nggak langsung membantu meningkatkan kinerja kita di kantor. Dengan catatan, kita nggak selalu membelinya ketika ada seri terbaru. Kalau begitu, sih, tandanya kita terpancing gaya hidup, memenuhi keinginan bukan kebutuhan.

Utang ‘Favorit’
Menurut Yosephine, inilah beberapa jenis utang yang biasanya diambil oleh cewek single:

1.    Utang kartu kredit
Hanya karena ‘jatuh cinta pada pandangan pertama’ kepada sepasang sepatu atau sebuah tas, cewek bisa dengan mudahnya menggesek kartu kredit tanpa memikirkan total tagihan yang harus dibayar. Pasalnya, masih banyak yang merasa kartu kredit adalah dana cadangan, bukan utang. Padahal setiap kita tidak membayar lunas tagihan kartu kredit, kita akan dikenakan bunga berbunga yang akan terus membengkak jika selalu hanya dibayar minimum payment dan dipakai terus.
            Yosephine mengingatkan bahwa untuk setiap pembayaran menggunakan kartu kredit, kita harus sudah mempersiapkan alokasi dana/budget dari penghasilan. Hal ini juga berlaku ketika kita tertarik membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif, seperti ponsel, laptop, atau TV, menggunakan promo cicilan 0% kartu kredit. Harus sudah ada pos pengeluaran khusus untuk melunasi cicilan per bulannya.

Penting!
Pastikan kita membayar tagihan secara penuh setiap bulan dan mengabaikan minimum payment supaya nggak terkena bunga tinggi dan bunga berbunga. Pastikan juga kita membayar sesegera mungkin untuk menghindari risiko lupa atau telat membayar. Buat reminder tanggal jatuh tempo kartu kredit karena jika telat dendanya mahal!

2.    Kredit Kendaraan
Membawa kendaraan pribadi terkesan lebih praktis dan hemat daripada bolak-balik naik kendaraan umum. Lalu, apakah mobil atau motor termasuk utang produktif?
            Jika kita menggunakannya untuk bekerja dan ternyata memang lebih efisien dari segi biaya dan waktu, kredit kendaraan bisa disebut utang produktif meskipun harga kendaraannya turun. Lain halnya jika kita memaksakan kredit kendaraan hanya karena ingin gaya, apalagi tanpa disertai kemampuan membayar.

Penting!
-       Hitung lagi apakah biaya yang harus kita bayar setiap bulannya dengan memiliki kendaraan memang jauh lebih menguntungkan daripada naik kendaraan umum.
-       Ketika memutuskan untuk membeli kendaraan, ingat bukan hanya harga dan besarnya cicilan yang harus dipertimbangkan. Akan ada pengeluaran susulan, seperti biaya bahan bakar, parkir, servis berkala, serta asuransi yang harus disiapkan.
-       Jangan sekali pun tergiur untuk kredit kendaraan jika merasa nggak mampu menyelesaikan cicilan. Selama kendaraan belum lunas, statusnya masih milik dealer dan bisa diambil kapan pun jika kita nggak mampu membayar.
-       Usahakan membayar cicilan tepat waktu karena jika melewati batas jatuh tempo biasanya akan dikenakan denda harian sesuai kebijakan dealer. Dan merusak credit history kita dibank.

3.    Kredit Properti
Yosephine sangat menyarankan agar kita mempersiapkan pembelian properti saat lajang. Pasalnya, properti merupakan aset dengan nilai besar yang kenaikannya cukup tinggi. Karena itu, jika memang sudah memiliki tabungan dana darurat yang cukup, kita bisa mulai mempersiapkan diri untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
            Cicilan properti ini bersifat produktif karena nggak hanya bisa dimanfaatkan sebagai investasi, tapi juga penghasilan tambahan, misalnya dengan cara disewakan. Namun karena nilainya besar, kita perlu mengecek kondisi keuangan terlebih dahulu sebelum memutuskan mengambil KPA atau KPR.
            Selain menyiapkan tabungan dana darurat, kita wajib mengecek apakah ada utang konsumtif yang wajib dilunasi atau tidak. Jika masih ada, lunasi terlebih dahulu semua utang konsumtif. Setelah itu siapkan dana untuk membayar uang muka sebesar 30% dari nilai properti dan biaya-biaya tambahan, seperti biaya provisi, biaya administrasi, biaya notaris dan biaya lain-lain dengan menabung atau berinvestasi jika pembelian rumah direncanakan untuk jangka panjang (diatas 5 tahun).

Penting!
-       Lakukan survei untuk mendapatkan ilustrasi pembayaran KPR/KPA minimal dari tiga bank untuk membandingkan untung-ruginya. Pilih yang paling sesuai dengan kondisi keuangan dan kemudahan fasilitas karena kita akan berhubungan dengan bank itu untuk proses pembayaran kredit kurang lebih 10-20 tahun. Saat ini ada tawaran cash bertahap dengan jangka waktu 12-36 bulan, namun berarti dana yang disiapkan lebih besar.
-       Cari tahu tipe bunga yang ditawarkan: fixed rate (bunga tetap), floating rate (bunga berubah sesuai suku bunga pasar), atau malah campuran, yaitu fixed di 2-5 tahun pertama dan selanjutnya floating.
-       Sama seperti kendaraan, memiliki tempat tinggal mengharuskan kita menyiapkan biaya tambahan untuk Pajak Bumi dan Bangunan, membeli isi rumah, membayar tagihan air dan listrik, serta biaya renovasi dan perawatan.

Langkah Bebas Utang
Coba langkah-langkah berikut untuk mengurai semua jeratan utang kita.
  1. Jangan tambah utang lagi dalam bentuk apapun. Karena utang baru tidak menyelesaikan masalah tapi menambah masalah karena jenis utang semakin banyak dan biasanya jangka waktu utang menjadi semakin panjang.
  2. Hitung semua utang yang harus dilunasi beserta waktu jatuh temponya agar kita tahu prioritas yang harus dilunasi.
  3. Jika jumlah utang belum terlalu besar, langkah untuk menghadapinya adalah dengan menurunkan pengeluaran. Namun jika sudah sangat besar, mau nggak mau akhirnya kita harus mengorbankan  aset, tabungan, dan investasi jangka panjang.
  4. Cari penghasilan tambahan untuk membantu menutup utang jika ternyata aset atau tabungan kita nggak mampu juga untuk melunasinya. Cara lainnya adalah meminta bantuan keluarga.
  5. Jika sudah berhasil lepas dari utang, kita harus belajar menahan diri dari semua tawaran menggiurkan gunakan kartu kredit dengan bijaksana atau jangan gunakan jika kita tidak bisa mengontrol pemakaiannya. Dengan begitu, kita akan terlepas dari kebiasaan berutang
Penting!
Meskipun saat ini banyak tawaran untuk berutang secara mudah seperti kredit tanpa agunan atau kredit tanpa jaminan, hindari menggunakannya untuk melunasi utang. Prinsip gali lubang tutup lubang hanya akan membuat kita terjebak masalah baru dan membuat masalah semakin sulit untuk diselesaikan. 


Comments

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor

Good Habits vs Bad Habits