Financial Freedom (Part 2)




4. Langkah pertama apa yang harus dilakukan agar kita bisa mencapai merdeka secara finansial dalam usia yang masih muda?

Ada beberapa Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kemerdekaan finansial, yang bisa dimulai sejak dini di usia muda, mulai dari saat kita bekerja pertama kali :

a. Goals
Banyak orang tidak mencapai bahkan tidak mengetahui bahwa mereka memiliki kesempatan untuk mencapai kemerdekaan finansial karena mereka tidak memiliki tujuan keuangan yang benar-benar ingin mereka capai. Tujuan keuangan seperti tujuan-tujuan yang lain harus memenuhi prinsip SMART (Specific Measureable Action Realistic Timeline). Bertahun-tahun kita bekerja jika tanpa tujuan yang jelas yang mencakup jangka pendek, menengah dan panjang maka banyak sumber daya (waktu, uang, tenaga, pikiran, dll) yang akan terbuang sia-sia. Contoh tujuan keuangan : membeli mobil (nilai 200 juta, 2 tahun lagi), membeli Rumah (nilai 2 M, daerah Jakarta Selatan, 5 tahun lagi), mempersiapkan Dana Pensiun (saat usia 55 tahun, dengan passive income 10 juta/bulan, selama 20 tahun-asumsi usia mencapai 75 tahun).

b. Preparation
Setelah memiliki tujuan keuangan yang jelas, maka selanjutnya kita akan terdorong/termotivasi untuk melakukan banyak hal untuk mempersiapkan tercapainya tujuan kita. Persiapan mencakup banyak hal, dimulai dengan memaksimalkan potensi kita sehingga kita dapat bekerja secara produktif sesuai passion, memiliki prinsip hidup yang benar sehingga kita memiliki lifestyle yang tidak merusak kondisi keuangan, menambah dan memperluas wawasan dalam mengatur keuangan (Financial Planning).

c. Planning
Membuat Financial Plan adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan dengan benar, dimulai dengan Financial Check Up. Kita akan mengetahui kondisi kesehatan keuangan kita setelah melakukan Financial Check Up, bagian-bagian mana yang tidak sehat (contoh: hutang terlalu besar, tabungan terlalu sedikit/terlalu banyak, tidak punya investasi, dll). Setelah itu maka Financial Planner/Advisor akan memberikan gambaran Perencanaan Keuangan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang tidak sehat tersebut dan melihat kemungkinan tujuan-tujuan keuangan mana yang bisa dimulai, karena tidak semua tujuan keuangan bisa dilakukan sekaligus, jika ternyata banyak hal-hal yang masih perlu diperbaiki, maka akan dilakukan secara bertahap.

d. Commitment
Setelah memiliki Financial Plan, maka yang sangat dibutuhkan adalah komitmen untuk melakukan Action Plan yang telah dibuat. Sebuah perencanaan hanya tinggal perencanaan jika tidak dilakukan atau dilakukan tidak sesuai dengan yang telah dibuat. Jika dilakukan maka walau hasilnya tidak akan 100% sama dengan hitungan namun setidaknya mendekati atau tidak akan terlalu jauh berbeda, karena kita mengunakan asumsi-asumsi dalam perhitungan yaitu tingkat inflasi, return investasi, dll. Seperti salah satu quote yang mengatakan "If you fail to plan, you plan to fail." maka sebaiknya mulailah, seiring waktu kita akan belajar banyak hal dan berusaha untuk lebih baik lagi.

5. Apa bedanya merdeka finansial dengan kecerdasan finansial?

Kemerdekaan finansial akan didukung oleh kecerdasan finansial. Awareness atau kesadaran mengenai pentingnya mengatur keuangan dengan baik merupakan salah satu bagian dari kecerdasan finansial. Saat ini banyak masalah keuangan terjadi karena kurangnya awareness, sebagai contoh yaitu masalah terlilit hutang kartu kredit, jika kita aware maka kita akan menggunakan kartu kredit secara bijaksana sesuai fungsi awalnya (sebagai alat bayar saat kita tidak membawa cash/uang tunai bukan sebagai uang tambahan atau sarana untuk berhutang). Pengetahuan/ilmu Perencanaan Keuangan juga merupakan komponen penting dalam kecerdasan finansial karena pengetahuan tersebut memberikan guidance pada kita mengenai hal-hal dasar yang penting yang perlu dilakukan sebagai pondasi yang kuat dalam Financial Planning. Banyak orang lebih mementingkan bagaimana berinvestasi, apa produk investasi yang paling menguntungkan, namun mereka tidak punya tujuan keuangan, mengabaikan untuk menyiapkan Dana Darurat, masih memiliki hutang konsumtif dengan bunga sangat tinggi, tidak memiliki proteksi/asuransi yang dibutuhkan, sehingga pada saat-saat yang tidak terduga/darurat datang (contoh: PHK, sakit, meninggal dunia) mereka pada akhirnya mencairkan investasi yang telah dilakukan saat investasi tersebut belum mature/tidak sesuai jangka waktunya, sehingga bisa merugikan.

(to be continue)

Image taken from here

Comments

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor

Good Habits vs Bad Habits