Pilih Yang Mana? Biar Untung, Bukan Buntung
Sejumlah pertanyaan tentang
Kartu Kredit pernah saya bahas di artikel Cita Cinta, yuk disimak ;)
- Ada berapa
jenis kartu kredit? Apa perbedaannya?
Ada dua perusahaan jasa
keuangan penerbit kartu kredit yaitu VISA dan Mastercard. Setiap jenis kartu
kredit ini memiliki tingkatan masing-masing yang berbeda di limit dan benefit yang
diberikan, biasanya disesuaikan dengan penghasilan, credit history atau kondisi tertentu dari kelompok pengguna kartu
kredit tersebut. Untuk VISA ada VISA Classic, VISA Gold, VISA Platinum, VISA
Signature dan VISA Infinite. Untuk Mastercard, hampir serupa dengan VISA, ada
Mastercard Classic, Mastercard Gold, Mastercard Platinum, Mastercard World. Untuk
classic biasanya limit sampai sekitar 5 juta rupiah, untuk Gold limit diatas
Classic sampai dengan 100 juta rupiah, sedangkan untuk Platinum limit bisa unlimited tergantung penghasilan dan
penilaian bank. Untuk VISA Signature dan VISA Infinite, tergolong eksklusif dan
tidak ditawarkan kepada umum, hanya dibuat khusus untuk beberapa orang yang
memiliki sejumlah aset tertentu misalkan dari saldo simpanan yang dimiliki (Mastercard
World serupa dengan Visa Infinite). Kedua jenis kartu ini hanya bisa digunakan
di tempat-tempat yang memiliki logo masing-masing kartu, walau saat ini
sebagian besar EDC (alat gesek kartu kredit) sudah bisa digunakan untuk kedua
jenis tersebut. Sebagai informasi untuk penggunaan di luar negeri VISA lebih
banyak digunakan di Asia, sedangkan Mastercard di Eropa dan Amerika. Jadi
sesuaikan dengan kebutuhan, bisa saja memiliki dua kartu kredit dengan 2 jenis
yang berbeda untuk saling melengkapi.
- Sekarang ini
setiap bank memiliki iming-iming tersendiri, misalnya buy one get one
tiket nonton bioskop, diskon resto, bonus merchandise, diskon nonton
konser, potongan belanja di supermarket, sampai bonus gadget. Apakah hal itu sebenarnya benar-benar
memberikan keuntungan bagi pengguna kartu kredit?
Satu hal yang perlu selalu
diingat adalah fungsi utama kartu kredit yaitu sebagai alat pembayaran, pada
saat kita tidak membawa cash/uang
tunai, bukan tidak memiliki uang. Artinya adalah kita harus tetap menyediakan
uang untuk membayar apa yang kita beli dengan menggunakan kartu kredit, full payment bukan hanya minimum payment. Iming-iming yang
ditawarkan oleh bank dengan sejumlah benefit merupakan manfaat tambahan dan
keuntungan yang bisa kita optimalkan, namun tidak mengabaikan kenyataan bahwa
kita harus dan sudah menyediakan alokasi dananya dalam pos pengeluaran di
anggaran. Sebagai contoh kita sudah mengalokasikan budget 200 ribu rupiah untuk
Hiburan/Entertainment, maka dengan menggunakan fasilitas buy one get one ticket untuk nonton, kita bisa memaksimalkan
penggunaan budget yang semula hanya bisa untuk 4 kali nonton (Ticket: Rp.
50,000) menjadi 8 kali nonton bareng temen (Ticket: Rp 50,000/2 = Rp. 25,000).
Begitu juga halnya dengan penawaran-penawaran lain seperti diskon makan di
resto (kita sudah punya pos pengeluaran untuk makan keluar), tiket murah untuk
liburan (kita sudah punya budget untuk liburan), dll. Yang perlu dijaga adalah penggunaan
yang tidak terkontrol karena berbagai penawaran tersebut sehingga akhirnya kita
kebingungan pada saat tagihan datang, harus dibayar dengan apa, sehingga
timbulah utang kartu kredit yang bisa terus bertambah jika tidak segera
dilunasi. Utang kartu kredit termasuk utang konsumtif, yaitu utang untuk
membeli barang-barang konsumsi yang nilainya menurun secara waktu dan biasanya
dikenakan bunga tinggi (2.95% per bulan ~ 35.4% per tahun). Utang tipe ini yang
dihindari agar keuangan pribadi sehat.
- Kartu kredit
apa yang cocok, alasannya, keuntungannya?
Untuk mengetahui kartu kredit
apa yang cocok untuk kita miliki, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu
apa yang penting untuk kita dan tujuan utama penggunaan kartu kredit tersebut.
Selanjutnya kita bisa mulai mencari informasi mengenai sejumlah kartu kredit
yang ditawarkan oleh bank-bank yang ada. Setiap bank memaparkan dengan jelas
benefit yang diberikan oleh kartu kredit mereka di website masing-masing bank,
hal ini yang bisa kita sesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan kita.
Sebaiknya tidak memiliki terlalu banyak kartu kredit agar lebih mudah mengatur
pengeluaran yang dilakukan, menghindari impulse
buying/pembelian yang tidak terkendali, dan bisa mengingat jatuh tempo
pembayaran agar tidak terkena denda. Daftar Bank yang memiliki fasilitas Kartu
Kredit terdaftar di web www.akki.or.id disitu kita juga bisa mendapatkan
informasi bunga kartu kredit, product,
annual fee, late charge, over limit dan cash
advance/tarik tunai. Selain fasilitas-fasilitas yang ada kita juga harus
memperhatikan biaya-biaya yang dikenakan terhadap pemegang kartu kredit.
Pilihlah kartu kredit yang anda nilai
bisa saling melengkapi kebutuhan anda yang utama dan bisa membantu proses
pembayaran tagihan-tagihan yang rutin perbulan namun tidak mengenakan
biaya-biaya yang terlalu tinggi dan jika memungkinkan ada biaya yang bisa
gratis contoh : iuran tahunan.
- Bagaimana
dengan penggunaan gadget yang mengharuskan menggunakan CC untuk pembelian
aplikasi? Krn Hal ini bisa menjadi faktor pemicu seseorang untuk memiliki CC.
Beberapa gadget mempermudah
pembelian aplikasi dengan menggunakan kartu kredit, bukan hanya itu, saat ini
kebanyakan online shopping menggunakan
alternatif pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, bahkan ada yang hanya
bisa dibayar dengan menggunakan kartu kredit. Hal-hal ini memang memicu
seseorang untuk memiliki kartu kredit, namun sekali lagi yang perlu
diperhatikan terkait Financial Planning
yang baik dan benar adalah bahwa setiap pengeluaran yang dilakukan harus
memiliki pos anggaran. Jadi tidak ada masalah jika melakukan pembelian
aplikasi, atau pembelian barang, atau mungkin juga tiket pesawat dan booking tempat liburan dengan
menggunakan kartu kredit asalkan hal-hal tersebut sudah kita plan/alokasikan dananya. Alokasi dana
bisa dari penghasilan bulanan yang rutin diterima, atau juga dari penghasilan
tahunan seperti bonus atau THR. Salah satu hal yang menjadi prioritas untuk
memiliki keuangan pribadi/personal
finance yang sehat adalah tidak memiliki utang konsumtif, karena itu
penggunaan kartu kredit perlu diperhatikan dan dikontrol dengan baik agar tidak
mengakibatkan utang, apalagi sampai terlilit utang dan tidak mampu membayar utang.
Hal ini bisa membuat bad scoring di credit history kita di Bank Indonesia,
dan menyulitkan kita dikemudian hari jika ingin berurusan dengan bank, contoh
saat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah/Mobil/Usaha. Selain itu pada umumnya
dari case-case yang kami handle sebagai Perencana Keuangan/Financial Planner, orang-orang yang
bermasalah dengan utang konsumtif, memiliki kesulitan untuk menabung apalagi
berinvestasi untuk tujuan keuangan mereka, karena itu masalah utang harus
diselesaikan terlebih dahulu.
- Lalu
bagaimana dengan kartu kredit yang menawarkan cicilan 0%?
Kartu kredit yang menawarkan
cicilan 0%, artinya memberikan fasilitas kepada konsumen untuk membeli barang
dengan cara mencicil dan tidak terkena bunga, asalkan pembayaran dilakukan
dengan jumlah cicilan yang sudah disepakati dan tidak melewati jatuh tempo
pembayaran. Hal yang penting adalah kita harus memastikan bahwa kita sudah
mengalokasikan jumlah cicilan yang dibutuhkan didalam anggaran pos pengeluaran,
agar kita bisa membayar sebelum jatuh tempo, karena jika kita telat atau tidak
bisa membayar dengan jumlah yang benar, maka kita akan terkena denda dan juga
bunga, sehingga pembelian yang tujuan awalnya 0% tidak tercapai. Banyak orang
yang terdorong melakukan pembelian dengan cicilan 0% akhirnya bermasalah karena
tidak memperhitungkan cicilan-cicilan yang ada yang setelah ditotal jumlahnya
cukup besar, sehingga bisa menyebabkan penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan
lain. Hal ini menyebabkan tagihan bulan depan bertambah lagi, demikian
seterusnya jika tidak dilakukan penyesuaian/adjustment
terhadap pos-pos pengeluaran yang ada. Saat satu pos membengkak/membesar, maka
harus ada pos pengeluaran lain yang diturunkan, fokus pertama adalah
Pengeluaran tidak boleh lebih besar dari Penghasilan (Pengeluaran =
Penghasilan). Selanjutnya yang ideal adalah Pengeluaran lebih kecil dari
Penghasilan (Pengeluaran < Penghasilan) agar ada sisa penghasilan/disposable income yang bisa ditabung
untuk Dana Darurat (basic in Financial
Planning) dan diinvest untuk tujuan-tujuan keuangan yang penting (contoh:
Dana Liburan, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun/Passive Income, Dana Modal Usaha, dll).
- Hal-hal apa
saja yang harus kita perhatikan sebelum memilih kartu kredit agar tepat
guna?
Beberapa hal yang bisa
diperhatikan sebelum memiliki kartu kredit agar tepat guna :
· Tujuan. Apa tujuan kita memiliki
kartu kredit? Apakah untuk mendapatkan benefit-benefit yang ditawarkan? Apakah
untuk mempermudah pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan (Listrik, Air,
Telepon, Premi Asuransi, dll)? Tentukan dengan jelas dan buat urutan prioritas sehingga
kita tau mana kebutuhan dan mana keinginan. Kita tidak perlu memiliki 10 kartu
kredit, jika kebutuhan utama kita sudah bisa dicover oleh 2 kartu kredit. Selalu ingat bahwa dari benefit-benefit
yang kita dapatkan, ada kewajiban/biaya yang harus kita tanggung.
· Informasi. Cari informasi
sebanyak-banyaknya dari sumber yang benar, sehingga kita bisa mengambil
keputusan yang baik dalam memilih kartu kredit. Tanyakan kepada sejumlah orang
yang sudah menggunakan kartu kredit, alasan mereka menggunakan kartu kredit dan
pilihan kartu kredit mereka, mungkin saja anda memiliki kesamaan preferensi.
Belajar dari pengalaman orang-orang yang memiliki masalah dengan kartu kredit,
agar bisa terhindar dan mencegah hal yang sama terjadi pada anda.
· Kemampuan. Lihat kemampuan kita saat ini,
paling mudah dari gaji/penghasilan. Saat ini Bank Indonesia sudah menetapkan
aturan bahwa maksimal limit kartu kredit adalah sebesar 3 kali gaji. Jadi jika
gaji saat ini 5 juta rupiah maka maksimal limit 15 juta rupiah, jangan paksakan
untuk melebihi kemampuan dengan meminta limit kartu kredit 50 juta rupiah.
· Disiplin & Self Control. Banyak orang-orang yang
bermasalah dengan kartu kredit akhirnya membenci kartu kredit sehingga mereka
harus membuang atau merusak kartu kredit agar mereka tidak menggunakan lagi.
Sebenarnya kartu kredit tidak bersalah, karena itu hanya benda mati, yang akan
berfungsi sesuai penggunanya, keleluasaan/privillege
yang diberikan dengan memiliki kartu tersebut jika tidak dibarengi dengan
disiplin dan self control maka bisa
berakibat fatal. Kita harus disiplin mengatur pengeluaran-pengeluaran yang kita
lakukan, mengetahui kapan harus membayar, mengalokasikan dana untuk membayar
dan membayar tepat waktu. Kita harus bisa mengendalikan diri dalam melakukan
pembelian agar tidak melakukan pembelian tak terkendali, ditengah-tengah
banyaknya penawaran yang ada.
- Jadi
sebenarnya bagus nggak sih memiliki kartu kredit (manfaatnya)? Jika punya
CC, sebaiknya maksimal memiliki berapa CC?
Bagus atau tidaknya memiliki
kartu kredit akan kembali pada kredibilitas penggunanya, jika kita sudah
mengetahui fungsi dan manfaat kartu kredit
dengan benar, serta bisa menggunakannya dengan baik sesuai kebutuhan kita, maka
kartu kredit akan memberikan dampak yang positif. Jika mindset kita masih mengganggap limit kartu kredit adalah uang
tambahan, dimana kita bisa menggunakan sesuka hati tanpa perlu memikirkan
bagaimana membayarnya, kapan harus dibayar, bunga dan biaya-biaya yang harus
ditanggung, maka kita masih belum menempatkan kartu kredit secara benar
sehingga tidak heran jika masih banyak orang yang akhirnya bermasalah dengan utang
kartu kredit. Milikilah sesuatu sebanyak yang kita bisa kontrol. Sejauh apa self control kita, diri kita sendiri
yang paling tau dan harus memutuskan. Bank Indonesia sudah concern dengan banyaknya masalah terkait kartu kredit, sehingga
saat ini sudah mengeluarkan sejumlah aturan-aturan baru: untuk penghasilan
minimal 3 juta baru boleh memiliki kartu kredit dan maksimal jumlah kartu
kredit yang dimiliki untuk penghasilan 3-10 juta adalah 2 kartu kredit.
Penghasilan diatas 10 juta tidak dibatasi, sehingga kita sendiri yang perlu
mengetahui berapa jumlah kartu kredit yang bisa kita miliki dengan bertanggung
jawab.
- Bagaimana
cara paling ampuh agar kita nggak selalu tergiur dengan penawaran kartu
kredit?
Saat tawaran-tawaran datang,
maka pertanyaan yang perlu diajukan ke diri sendiri : Untuk apa? Apakah kita
mampu membayar? Apakah kita bisa kontrol pemakaiannya? Jika beberapa pertanyaan
tersebut belum bisa kita jawab dengan baik maka berani untuk tegas mengatakan
tidak atau menolak tawaran yang diberikan. Lebih baik mencegah daripada
mengobati. Salah satu masalah utang kartu kredit yang saya ketahui bisa sangat
parah, dimana orang tersebut memiliki belasan kartu kredit, dengan total utang
ratusan juta rupiah, dan saat ini terus dicari-cari oleh debt collector, sedangkan ia sendiri harus hidup berpindah-pindah
dan mengganti identitas diri agar tidak terlacak. Semua itu diawali dengan
sebuah ketidakmampuan menjawab tidak pada tawaran kartu kredit, dilanjutkan
dengan pemakaian yang kurang bertanggung jawab, yang dilakukan berulang-ulang.
So, we have to be honest to our self.
Comments
Post a Comment