Pilih Yang Mana? Biar Untung, Bukan Buntung


Sejumlah pertanyaan tentang Kartu Kredit pernah saya bahas di artikel Cita Cinta, yuk disimak ;)

  1. Ada berapa jenis kartu kredit? Apa perbedaannya?
Ada dua perusahaan jasa keuangan penerbit kartu kredit yaitu VISA dan Mastercard. Setiap jenis kartu kredit ini memiliki tingkatan masing-masing yang berbeda di limit dan benefit yang diberikan, biasanya disesuaikan dengan penghasilan, credit history atau kondisi tertentu dari kelompok pengguna kartu kredit tersebut. Untuk VISA ada VISA Classic, VISA Gold, VISA Platinum, VISA Signature dan VISA Infinite. Untuk Mastercard, hampir serupa dengan VISA, ada Mastercard Classic, Mastercard Gold, Mastercard Platinum, Mastercard World. Untuk classic biasanya limit sampai sekitar 5 juta rupiah, untuk Gold limit diatas Classic sampai dengan 100 juta rupiah, sedangkan untuk Platinum limit bisa unlimited tergantung penghasilan dan penilaian bank. Untuk VISA Signature dan VISA Infinite, tergolong eksklusif dan tidak ditawarkan kepada umum, hanya dibuat khusus untuk beberapa orang yang memiliki sejumlah aset tertentu misalkan dari saldo simpanan yang dimiliki (Mastercard World serupa dengan Visa Infinite). Kedua jenis kartu ini hanya bisa digunakan di tempat-tempat yang memiliki logo masing-masing kartu, walau saat ini sebagian besar EDC (alat gesek kartu kredit) sudah bisa digunakan untuk kedua jenis tersebut. Sebagai informasi untuk penggunaan di luar negeri VISA lebih banyak digunakan di Asia, sedangkan Mastercard di Eropa dan Amerika. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan, bisa saja memiliki dua kartu kredit dengan 2 jenis yang berbeda untuk saling melengkapi.

  1. Sekarang ini setiap bank memiliki iming-iming tersendiri, misalnya buy one get one tiket nonton bioskop, diskon resto, bonus merchandise, diskon nonton konser, potongan belanja di supermarket, sampai bonus gadget.  Apakah hal itu sebenarnya benar-benar memberikan keuntungan bagi pengguna kartu kredit?
Satu hal yang perlu selalu diingat adalah fungsi utama kartu kredit yaitu sebagai alat pembayaran, pada saat kita tidak membawa cash/uang tunai, bukan tidak memiliki uang. Artinya adalah kita harus tetap menyediakan uang untuk membayar apa yang kita beli dengan menggunakan kartu kredit, full payment bukan hanya minimum payment. Iming-iming yang ditawarkan oleh bank dengan sejumlah benefit merupakan manfaat tambahan dan keuntungan yang bisa kita optimalkan, namun tidak mengabaikan kenyataan bahwa kita harus dan sudah menyediakan alokasi dananya dalam pos pengeluaran di anggaran. Sebagai contoh kita sudah mengalokasikan budget 200 ribu rupiah untuk Hiburan/Entertainment, maka dengan menggunakan fasilitas buy one get one ticket untuk nonton, kita bisa memaksimalkan penggunaan budget yang semula hanya bisa untuk 4 kali nonton (Ticket: Rp. 50,000) menjadi 8 kali nonton bareng temen (Ticket: Rp 50,000/2 = Rp. 25,000). Begitu juga halnya dengan penawaran-penawaran lain seperti diskon makan di resto (kita sudah punya pos pengeluaran untuk makan keluar), tiket murah untuk liburan (kita sudah punya budget untuk liburan), dll. Yang perlu dijaga adalah penggunaan yang tidak terkontrol karena berbagai penawaran tersebut sehingga akhirnya kita kebingungan pada saat tagihan datang, harus dibayar dengan apa, sehingga timbulah utang kartu kredit yang bisa terus bertambah jika tidak segera dilunasi. Utang kartu kredit termasuk utang konsumtif, yaitu utang untuk membeli barang-barang konsumsi yang nilainya menurun secara waktu dan biasanya dikenakan bunga tinggi (2.95% per bulan ~ 35.4% per tahun). Utang tipe ini yang dihindari agar keuangan pribadi sehat.

  1. Kartu kredit apa yang cocok, alasannya, keuntungannya?
Untuk mengetahui kartu kredit apa yang cocok untuk kita miliki, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang penting untuk kita dan tujuan utama penggunaan kartu kredit tersebut. Selanjutnya kita bisa mulai mencari informasi mengenai sejumlah kartu kredit yang ditawarkan oleh bank-bank yang ada. Setiap bank memaparkan dengan jelas benefit yang diberikan oleh kartu kredit mereka di website masing-masing bank, hal ini yang bisa kita sesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan kita. Sebaiknya tidak memiliki terlalu banyak kartu kredit agar lebih mudah mengatur pengeluaran yang dilakukan, menghindari impulse buying/pembelian yang tidak terkendali, dan bisa mengingat jatuh tempo pembayaran agar tidak terkena denda. Daftar Bank yang memiliki fasilitas Kartu Kredit terdaftar di web www.akki.or.id disitu kita juga bisa mendapatkan informasi bunga kartu kredit, product, annual fee, late charge, over limit dan cash advance/tarik tunai. Selain fasilitas-fasilitas yang ada kita juga harus memperhatikan biaya-biaya yang dikenakan terhadap pemegang kartu kredit. Pilihlah  kartu kredit yang anda nilai bisa saling melengkapi kebutuhan anda yang utama dan bisa membantu proses pembayaran tagihan-tagihan yang rutin perbulan namun tidak mengenakan biaya-biaya yang terlalu tinggi dan jika memungkinkan ada biaya yang bisa gratis contoh : iuran tahunan.

  1. Bagaimana dengan penggunaan gadget yang mengharuskan menggunakan CC untuk pembelian aplikasi? Krn Hal ini bisa menjadi faktor pemicu seseorang untuk memiliki CC.
Beberapa gadget mempermudah pembelian aplikasi dengan menggunakan kartu kredit, bukan hanya itu, saat ini kebanyakan online shopping menggunakan alternatif pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, bahkan ada yang hanya bisa dibayar dengan menggunakan kartu kredit. Hal-hal ini memang memicu seseorang untuk memiliki kartu kredit, namun sekali lagi yang perlu diperhatikan terkait Financial Planning yang baik dan benar adalah bahwa setiap pengeluaran yang dilakukan harus memiliki pos anggaran. Jadi tidak ada masalah jika melakukan pembelian aplikasi, atau pembelian barang, atau mungkin juga tiket pesawat dan booking tempat liburan dengan menggunakan kartu kredit asalkan hal-hal tersebut sudah kita plan/alokasikan dananya. Alokasi dana bisa dari penghasilan bulanan yang rutin diterima, atau juga dari penghasilan tahunan seperti bonus atau THR. Salah satu hal yang menjadi prioritas untuk memiliki keuangan pribadi/personal finance yang sehat adalah tidak memiliki utang konsumtif, karena itu penggunaan kartu kredit perlu diperhatikan dan dikontrol dengan baik agar tidak mengakibatkan utang, apalagi sampai terlilit utang dan tidak mampu membayar utang. Hal ini bisa membuat bad scoring di credit history kita di Bank Indonesia, dan menyulitkan kita dikemudian hari jika ingin berurusan dengan bank, contoh saat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah/Mobil/Usaha. Selain itu pada umumnya dari case-case yang kami handle sebagai Perencana Keuangan/Financial Planner, orang-orang yang bermasalah dengan utang konsumtif, memiliki kesulitan untuk menabung apalagi berinvestasi untuk tujuan keuangan mereka, karena itu masalah utang harus diselesaikan terlebih dahulu.

  1. Lalu bagaimana dengan kartu kredit yang menawarkan cicilan 0%?
Kartu kredit yang menawarkan cicilan 0%, artinya memberikan fasilitas kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara mencicil dan tidak terkena bunga, asalkan pembayaran dilakukan dengan jumlah cicilan yang sudah disepakati dan tidak melewati jatuh tempo pembayaran. Hal yang penting adalah kita harus memastikan bahwa kita sudah mengalokasikan jumlah cicilan yang dibutuhkan didalam anggaran pos pengeluaran, agar kita bisa membayar sebelum jatuh tempo, karena jika kita telat atau tidak bisa membayar dengan jumlah yang benar, maka kita akan terkena denda dan juga bunga, sehingga pembelian yang tujuan awalnya 0% tidak tercapai. Banyak orang yang terdorong melakukan pembelian dengan cicilan 0% akhirnya bermasalah karena tidak memperhitungkan cicilan-cicilan yang ada yang setelah ditotal jumlahnya cukup besar, sehingga bisa menyebabkan penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan lain. Hal ini menyebabkan tagihan bulan depan bertambah lagi, demikian seterusnya jika tidak dilakukan penyesuaian/adjustment terhadap pos-pos pengeluaran yang ada. Saat satu pos membengkak/membesar, maka harus ada pos pengeluaran lain yang diturunkan, fokus pertama adalah Pengeluaran tidak boleh lebih besar dari Penghasilan (Pengeluaran = Penghasilan). Selanjutnya yang ideal adalah Pengeluaran lebih kecil dari Penghasilan (Pengeluaran < Penghasilan) agar ada sisa penghasilan/disposable income yang bisa ditabung untuk Dana Darurat (basic in Financial Planning) dan diinvest untuk tujuan-tujuan keuangan yang penting (contoh: Dana Liburan, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun/Passive Income, Dana Modal Usaha, dll).

  1. Hal-hal apa saja yang harus kita perhatikan sebelum memilih kartu kredit agar tepat guna?
Beberapa hal yang bisa diperhatikan sebelum memiliki kartu kredit agar tepat guna :
·    Tujuan. Apa tujuan kita memiliki kartu kredit? Apakah untuk mendapatkan benefit-benefit yang ditawarkan? Apakah untuk mempermudah pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan (Listrik, Air, Telepon, Premi Asuransi, dll)? Tentukan dengan jelas dan buat urutan prioritas sehingga kita tau mana kebutuhan dan mana keinginan. Kita tidak perlu memiliki 10 kartu kredit, jika kebutuhan utama kita sudah bisa dicover oleh 2 kartu kredit. Selalu ingat bahwa dari benefit-benefit yang kita dapatkan, ada kewajiban/biaya yang harus kita tanggung.
·  Informasi. Cari informasi sebanyak-banyaknya dari sumber yang benar, sehingga kita bisa mengambil keputusan yang baik dalam memilih kartu kredit. Tanyakan kepada sejumlah orang yang sudah menggunakan kartu kredit, alasan mereka menggunakan kartu kredit dan pilihan kartu kredit mereka, mungkin saja anda memiliki kesamaan preferensi. Belajar dari pengalaman orang-orang yang memiliki masalah dengan kartu kredit, agar bisa terhindar dan mencegah hal yang sama terjadi pada anda.
· Kemampuan. Lihat kemampuan kita saat ini, paling mudah dari gaji/penghasilan. Saat ini Bank Indonesia sudah menetapkan aturan bahwa maksimal limit kartu kredit adalah sebesar 3 kali gaji. Jadi jika gaji saat ini 5 juta rupiah maka maksimal limit 15 juta rupiah, jangan paksakan untuk melebihi kemampuan dengan meminta limit kartu kredit 50 juta rupiah.
·   Disiplin & Self Control. Banyak orang-orang yang bermasalah dengan kartu kredit akhirnya membenci kartu kredit sehingga mereka harus membuang atau merusak kartu kredit agar mereka tidak menggunakan lagi. Sebenarnya kartu kredit tidak bersalah, karena itu hanya benda mati, yang akan berfungsi sesuai penggunanya, keleluasaan/privillege yang diberikan dengan memiliki kartu tersebut jika tidak dibarengi dengan disiplin dan self control maka bisa berakibat fatal. Kita harus disiplin mengatur pengeluaran-pengeluaran yang kita lakukan, mengetahui kapan harus membayar, mengalokasikan dana untuk membayar dan membayar tepat waktu. Kita harus bisa mengendalikan diri dalam melakukan pembelian agar tidak melakukan pembelian tak terkendali, ditengah-tengah banyaknya penawaran yang ada.

  1. Jadi sebenarnya bagus nggak sih memiliki kartu kredit (manfaatnya)? Jika punya CC, sebaiknya maksimal memiliki berapa CC?
Bagus atau tidaknya memiliki kartu kredit akan kembali pada kredibilitas penggunanya, jika kita sudah mengetahui fungsi dan manfaat kartu  kredit dengan benar, serta bisa menggunakannya dengan baik sesuai kebutuhan kita, maka kartu kredit akan memberikan dampak yang positif. Jika mindset kita masih mengganggap limit kartu kredit adalah uang tambahan, dimana kita bisa menggunakan sesuka hati tanpa perlu memikirkan bagaimana membayarnya, kapan harus dibayar, bunga dan biaya-biaya yang harus ditanggung, maka kita masih belum menempatkan kartu kredit secara benar sehingga tidak heran jika masih banyak orang yang akhirnya bermasalah dengan utang kartu kredit. Milikilah sesuatu sebanyak yang kita bisa kontrol. Sejauh apa self control kita, diri kita sendiri yang paling tau dan harus memutuskan. Bank Indonesia sudah concern dengan banyaknya masalah terkait kartu kredit, sehingga saat ini sudah mengeluarkan sejumlah aturan-aturan baru: untuk penghasilan minimal 3 juta baru boleh memiliki kartu kredit dan maksimal jumlah kartu kredit yang dimiliki untuk penghasilan 3-10 juta adalah 2 kartu kredit. Penghasilan diatas 10 juta tidak dibatasi, sehingga kita sendiri yang perlu mengetahui berapa jumlah kartu kredit yang bisa kita miliki dengan bertanggung jawab.

  1. Bagaimana cara paling ampuh agar kita nggak selalu tergiur dengan penawaran kartu kredit?
Saat tawaran-tawaran datang, maka pertanyaan yang perlu diajukan ke diri sendiri : Untuk apa? Apakah kita mampu membayar? Apakah kita bisa kontrol pemakaiannya? Jika beberapa pertanyaan tersebut belum bisa kita jawab dengan baik maka berani untuk tegas mengatakan tidak atau menolak tawaran yang diberikan. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Salah satu masalah utang kartu kredit yang saya ketahui bisa sangat parah, dimana orang tersebut memiliki belasan kartu kredit, dengan total utang ratusan juta rupiah, dan saat ini terus dicari-cari oleh debt collector, sedangkan ia sendiri harus hidup berpindah-pindah dan mengganti identitas diri agar tidak terlacak. Semua itu diawali dengan sebuah ketidakmampuan menjawab tidak pada tawaran kartu kredit, dilanjutkan dengan pemakaian yang kurang bertanggung jawab, yang dilakukan berulang-ulang.

So, we have to be honest to our self.

Comments

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor

Good Habits vs Bad Habits