Investment To Do List



Tulisan ini dimuat di 'Money Feature' Her World Agustus 2012

Semakin hari nilai mata uang akan menurun. Itulah sebabnya kenapa menabung saja tidak akan cukup untuk “menutupi” inflasi yang semakin menjulang. Kali ini, YOSEPHINE P. TYAS, S. KOM, MM, RFA®, Senior Associate Advisor, memberikan berbagai ide tentang bagaimana cara terbaik untuk berinvestasi.

Pertanyaan yang paling sering diajukan klien kepada kami, para perencana keuangan adalah, “Bagusnya investasi ke mana ya?”, “Bagaimana tingkat return saat membeli logam mulia?”, “Kalau ingin membeli reksadana bagaimana cara memilihnya?”. Ya, investasi memang penting, namun sebetulnya ada hal lain yang juga harus diperhitungkan saat seseorang berniat untuk melakukan investasi. Pertama adalah dengan mengetahui kondisi keuangan diri sendiri atau keluarga. Sebagian besar orang tidak mengetahui kondisi keuangan mereka yang sebenarnya. Sementara yang ada dalam pikiran mereka adalah keinginan untuk melakukan investasi demi mendapatkan keuntungan secara cepat. Hal ini bisa berakibat fatal karena beberapa masalah keuangan terjadi saat seseorang melakukan investasi dikala hal-hal mendasar yang harusnya dilakukan belum diselesaikan. Seperti misalnya masih memiliki cicilan utang konsumtif dengan bunga tinggi, baik kartu kredit, KTA dan sebagainya. Hingga belum memiliki dana darurat yang bisa dijadikan pegangan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga menyebabkan investasi harus dicairkan sebelum waktunya. Atau tidak mengetahui kebutuhan Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan sehingga pada saat sumber income keluarga meninggal dunia semua investasi yang seharusnya dilakukan terhenti. Hal ini menunjukkan pentingnya kita dalam melakukan Financial Check Up agar kita mengetahui kondisi kesehatan keuangan kita, mana saja yang tidak sehat, sehingga kita bisa segera melakukan perbaikan dan siap untuk berinvestasi.

            Hal kedua yang juga harus diperhatikan saat kita ingin melakukan investasi adalah menentukan tujuan berinvestasi. Saat membuat atau menyiapkan perencanaan keuangan, mengajukan pertanyaan ¨Apa tujuan keuangan Anda?¨ pada klien adalah sesuatu hal yang wajib untuk kami lakukan. Hal ini harus ditanyakan karena setiap investasi yang akan dilakukan harus memiliki tujuan, sehingga kita tahu berapa dana yang perlu disiapkan di masa yang akan datang, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berinvestasi, serta dana investasi yang harus disiapkan sejak sekarang. Penentuan sumber dana investasi yang akan dilakukan juga tergantung dari kekuatan keuangan dari masing-masing orang atau keluarga. Ada yang dana investasinya berasal dari sisa penghasilan bulanan, bonus tahunan, tabungan atau aset yang sudah cukup besar sehingga bisa langsung melakukan investasi lump sum atau sekaligus, bahkan ada yang bisa melakukan ketiga alternatif investasi tersebut. Selanjutnya akan dilakukan alokasi aset (asset allocation) dan pengaturan aliran dana (cashflow management). Tujuan keuangan yang biasa dipersiapkan adalah dana pernikahan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana naik haji, dana modal usaha, dana liburan dan sebagainya. Untuk memudahkan pengaturan dana, sebaiknya kita juga membuat prioritas, sehingga persiapan yang kita lakukan juga dapat menjadi lebih matang.

            Sementara poin terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah mencari informasi yang benar mengenai produk investasi yang ingin kita ambil. Kata-kata investasi bisa digunakan atau diklaim dengan mudahnya oleh berbagai pihak, sehingga kita seharusnya belajar mengetahui bagaimana cara membedakan investasi yang benar dan yang tidak benar. Dalam beberapa kasus, klien bercerita bahwa ada beberapa investasi yang “menjanjikan” sejumlah return tanpa adanya kontrak atau perjanjian, bahkan tanpa dasar hukum sehingga uang yang sudah diberikan hilang begitu saja. Jadi sebelum melakukan investasi sebaiknya kita sudah mengetahui beberapa hal penting terlebih dulu, seperti legalitas produk investasi, siapa yang nantinya akan mengelola dana investasi ini, bagaimana cara membeli dan mencairkannya, dimana bisa membelinya, apa tanda bukti yang menunjukkan sah atau tidaknya transaksi tersebut dan lain-lain. Coba lakukan keputusan untuk berinvestasi setelah mendapatkan informasi dari pihak yang kompeten. Bukan hanya karena ¨kata orang¨ atau membaca informasi yang tidak jelas sumbernya.

            Mulai sekarang kita bisa mulai melakukan introspeksi diri, apakah kita telah melakukan tiga hal penting di atas. Atau jika misal kita sudah telanjur melakukan investasi, segera lakukan perbaikan jika memang investasi yang telah kita lakukan masih belum benar. Jangan sampai terjadi penyesalan di kemudian hari.

Image taken from here. 

Comments

Popular posts from this blog

Good Habits vs Bad Habits

Kenapa Perempuan Harus Cerdas Ngatur Keuangan?

[Bisnis] Yuk Mulai Bisnis Kamu!