Q & A Keuangan Keluarga



Q & A ini dimuat di majalah Bella Donna Februari 2012
Bagaimana mengatur keuangan rumah tangga dengan baik agar memiliki dana untuk budget entertainment (hiburan seperti nonton bioskop, jalan-jalan, dll)?
Mengatur keuangan keluarga dengan baik akan memerlukan kerjasama yang baik antara suami, istri dan anggota keluarga yang lain. 
Yang paling awal adalah perlu adanya kesepakatan antara suami dan istri mengenai pengelolaan keuangan yang akan dilakukan, karena hal ini bersifat fleksibel dan tidak ada rumus bakunya. Ada suami yang mempercayakan sepenuhnya penghasilannya kepada istri dan mengharapkan istri mengelola penghasilannya untuk kebutuhan keluarga, termasuk kebutuhan suami. Namun ada juga suami yang hanya bertanggung jawab terhadap sebagian pengeluaran keluarga, karena istri bekerja sehingga ada porsi penghasilan istri yang digunakan untuk membayar pengeluaran lainnya. 
Yang terpenting diatas itu adalah perlunya membuat budget/anggaran keluarga, dimana setiap pos pengeluaran disepakati dalam jumlah tertentu dimana total keseluruhan pengeluaran tidak melebihi total penghasilan yang ada.
Salah satu pengeluaran yang seringkali besar adalah porsi entertainment yang memang diperlukan untuk menjadi sarana hiburan dan moment dimana keluarga dapat melakukan aktifitas bersama diluar rutinitas pekerjaan. Namun yang perlu menjadi catatan adalah bahwa untuk pengeluaran ini tetap harus dibuat budget/limit-nya karena jika tidak ditentukan maka jumlahnya bisa membengkak dan bisa menyebabkan keluarga mulai memiliki hutang konsumtif/kartu kredit karena sisa penghasilan hanya cukup untuk membayar minimum payment. Sepakati jadwal-jadwal tertentu dimana keluarga akan menggunakan budget entertainment, misal: seminggu sekali makan diluar, sebulan sekali nonton bersama.
Apakah perlu pos2 anggaran untuk mengatur keuangan dalam rumah tangga? Lalu pembagian pos bagaimana yang tepat? dan berapa persen anggaran yang baik untuk budget entertainment?
Pembagian pos-pos anggaran sangat diperlukan dalam mengatur keuangan rumah tangga karena dengan adanya pos-pos pengeluaran, maka keluarga bisa melihat kemana penghasilan dialokasikan, porsi pengeluaran terbesar ada di pos mana, apakah masih bisa diturunkan, porsi tabungan/investasi apakah terlalu kecil sehingga bisa ditingkatkan.

Pos-pos yang biasa ada dalam rumah tangga adalah pos Rumah Tangga (Belanja bulanan, Listrik, Air, Telp, Internet, TV Kabel, dll), Transportasi (Bensin, Angkutan Umum, Taksi, dll), Anak (Biaya Sekolah, Jajan, Les, dll), Keluarga/Sosial (Bantuan Keluarga, Sedekah/Persembahan, Zakat, dll), Pekerja Rumah (Pembantu, Supir, dll), Pribadi (Entertainment, Hobi, Perawatan, dll), Cicilan (KPR, Kartu Kredit, dll).

Dalam perencanaan keuangan yang perlu diperhatikan adalah porsi untuk tabungan/investasi sebaiknya lebih besar dari 10% total penghasilan. Tabungan/Investasi harus diutamakan karena hal ini penting untuk mencapai tujuan keuangan keluarga di masa yang akan datang (Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun,dll). Dan porsi hutang/cicilan tidak boleh lebih dari 35% penghasilan karena akan membahayakan keuangan keluarga.

Untuk menentukan anggaran entertainment, sebaiknya urutkan dari pengeluaran primer keluarga yang tidak bisa dikurangi lagi kemudian sisanya setelah dikurangi tabungan/investasi baru dialokasikan untuk entertainment.

Adakah pendapat atau saran agar pasangan dapat menggunakan anggaran rumah tangga dengan benar?

Untuk dapat menggunakan anggaran rumah tangga dengan benar perlu dilakukan pencatatan rutin terhadap pengeluaran yang terjadi, untuk sesuatu yang sifatnya rutin mungkin tidak perlu terlalu detil, namun tetap harus diperhatikan bahwa jumlahnya tidak  melebihi budget yang sudah dibuat, jika melebihi maka harus ada pengeluaran lain yang ditekan, agar tetap balance/seimbang dan tidak minus. Lakukan pengecekan terhadap pengeluaran sebulan secara bersama sehingga bisa terjadi diskusi antara suami istri mengenai kondisi keuangan yang terjadi, jika pengeluaran lebih besar maka dicek apa yang menyebabkan hal itu, apakah sudah ada hutang konsumtif, jika penghasilan masih sisa maka bisa dialokasikan untuk tabungan/investasi.

Hal yang juga penting adalah keluarga perlu memiliki tabungan dana darurat, sehingga jika terjadi sesuatu pada sumber income keluarga baik suami maupun istri maka akan ada dana yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keluarga tidak perlu terlilit hutang karena harus meminjam dana dari pihak lain. Jumlah dana darurat ini bervariasi, semakin banyak tanggungan maka akan semakin besar dana darurat yang dibutuhkan, minimal untuk yang sudah berkeluarga adalah 6 kali gaji atau pengeluaran, sehingga jika terjadi keadaan darurat contoh: PHK, keluarga masih bisa bertahan selama 6 bulan, selagi menunggu mendapatkan pekerjaan yang baru.

Jadi siapkan Dana Darurat, buat budget yang bisa disepakati bersama, lakukan review berkala dan alokasikan tabungan serta investasi untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan keluarga di masa yang akan datang!

Image taken from here


Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman menjadi Self Employee

Yuk Lunasi Utang Mobil Lebih Cepat!

The Power Of Emergency Fund