Berbisnis Bareng Teman (2)
Apa saja yang harus
diperhatikan dalam berbisnis bersama teman?
Business plan: Satu pepatah mengatakan “If
you fail to plan, you plan to fail.” Dalam memulai sesuatu akan lebih baik
jika direncanakan dengan baik. Perencanaan dibuat bukan untuk memastikan apa
yang akan terjadi namun dengan perencanaan kita mengetahui apa yang kita
inginkan, apa yang akan kita lakukan serta mempersiapkan diri dengan hal-hal
yang mungkin terjadi. Secara umum isi Business Plan mencakup ringkasan
eksekutif, deskripsi bisnis, strategi pemasaran, rencana desain dan
pengembangan, rencana operasi dan managemen, dan analisis rencana keuangan. Business
plan tidak harus sempurna, namun perlu dibuat sebagai dokumentasi dan panduan,
serta kebutuhan jika bisnis/usaha yang kita lakukan akan kita presentasikan.
Analisis rencana keuangan perlu dibuat sedetil mungkin, mencakup financial projection, budget planning,
break-event analysis. Jika kita tidak memiliki kemampuan dalam hal ini
carilah informasi dari konsultan keuangan atau orang yang memang memiliki
kompetensi.
Pembagian modal &
keuntungan: Modal diperlukan untuk
memulai suatu usaha, walau ada beberapa jenis usaha yang minim modal, dalam
arti modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Oleh karena itu perlu dilakukan
perhitungan terhadap kebutuhan modal secara detil agar bisa diketahui jumlah modal
yang diperlukan baik itu untuk biaya di awal yang dikeluarkan cukup sekali,
maupun biaya yang bersifat operasional. Modal tersebut bisa didapatkan dari
berbagai sumber, baik itu internal maupun eksternal, jika internal maka sebagai
pemilik bisnis, kita dan teman kita perlu membuat kesepakatan mengenai proporsi
modal disetor yang biasanya akan relate ke pembagian keuntungan.
Progress report: laporan perkembangan bisnis atau usaha yang
dijalankan perlu dibuat secara rutin minimal sebulan sekali. Hal ini dilakukan
agar kita bisa memantau apakah bisnis/usaha yang kita jalankan sesuai dengan
yang kita rencanakan, jika tidak maka kita bisa melihat hal apa yang
menyebabkan kondisi tersebut dan bisa melakukan perbaikan sesegera mungkin. Buatlah
Job Desc dan Key
Performance Index (KPI) untuk setiap bagian yang ada (Marketing, Sales,
Finance, dll) sehingga setiap bagian mengetahui tanggung jawab dan deliverable/target yang diharapkan dari
mereka. Jika tidak tercapai tanyakan apa yang menjadi kesulitan dan cari solusinya
bersama, agar ada team work yang
baik. Gunakan pencatatan dan monitoring dengan sistem jika memungkinkan, agar
Manajemen atau Investor dapat memantau kinerja perusahaan dan orang-orang
didalamnya.
Pembagian porsi kerja: terkait dengan kompetensi yang sebelumnya telah dibahas, maka
hal ini akan menentukan pembagian kerja dalam bisnis/usaha yang akan
dijalankan. Selain itu berapa besar waktu yang bisa dialokasikan didalam
bisnis/usaha tersebut, jika kita masih ingin bekerja diperusahaan dan menjalankan
bisnis/usaha ini diluar jam kerja, maka kita memerlukan partner yang bisa
melengkapi kekurangan tersebut kecuali bisnis/usaha tersebut memang benar-benar
bisa dilakukan diluar jam kerja. Sebaiknya dibuat kesepakatan detil pembagian
porsi kerja dan juga perlu dialokasikan biaya operasional atau gaji untuk porsi
kerja tersebut.
Pentingkah
untuk membahas bagaimana cara menanggulangi jika terjadi
kerugian?
Sangat
penting untuk membahas bagaimana cara menanggulangi jika terjadi kerugian. Biasanya
bisnis atau usaha bisa mencapai Break
Even Point (BEP) di tahun ke-2 atau ke-3 usahanya. BEP adalah saat dimana
modal yang kita keluarkan untuk bisnis tersebit sudah bisa dikembalikan,
sehingga selanjutnya bisnis sudah bisa mencetak profit. Namun bagaimana jika
bisnis tidak berjalan sesuai harapan, yaitu belum bisa menghasilkan revenue
seperti yang diharapkan. Itu sebabnya sama seperti merencanakan keuangan
pribadi/personal finance, dimana kita
perlu menyiapkan dana darurat/emergency
fund untuk keadaan-keadaan darurat. Begitu juga halnya dengan bisnis/usaha,
apalagi jika bisnis/usaha kita benar-benar masih baru, sehingga banyak orang
belum mengetahui atau masih belum terlalu percaya untuk membeli produk/service
yang kita berikan, maka dibulan-bulan awal atau tahun pertama butuh effort cukup besar, bahkan terkadang expense lebih besar dari revenue (loss). Oleh karena itu disarankan memiliki Dana Darurat untuk
Bisnis sebesar 12 kali Operational Cost,
agar jika kondisi tersebut terjadi maka bisnis masih bisa berjalan dan tidak
langsung berhenti karena tidak ada biaya operasional. Besarnya Dana Darurat ini
juga merupakan bagian dari modal yang dikontribusikan.Karena itu sangat penting
untuk melakukan review terhadap operasional bisnis/usaha untuk melihat penyebab
kerugian tersebut, apakah marketing yang kurang efektif, atau tim sales yang
kurang kompeten atau karena ada cost-cost
yang terlalu tinggi yang sebenarnya bisa dikurangi atau bahkan tidak terlalu
penting. Kurangi pengeluaran yang bersifat tetap/fixed cost jika kita belum bisa mendapatkan pendapatan tetap/fixed income, karena fixed cost yang besar akan menjadi beban yang harus
tetap dikeluarkan ada atau tidak adanya revenue.
Next Article : Berbisnis Bareng Teman (3)
Comments
Post a Comment