Melunasi Utang Rumah?
Beberapa hari lalu saya meet up dengan client dan suaminya. Sebelumnya kami sudah membahas tentang beberapa tujuan
keuangan yang menjadi prioritas, pertama client saya ingin keluar dari
pekerjaannya dan ingin memiliki waktu yang lebih fleksibilitas dan melakukan
hal yang disenanginya yaitu mengajar sebagai dosen. Saya selalu mendukung
tujuan keuangan client yang saya rasa positif dan yang bisa saya lakukan adalah
membantunya merencanakan kebutuhan atau persiapan secara finansial. Saat ini ia
sedang menanggung dua cicilan yaitu cicilan rumah dan cicilan mobil. Tentu saja
hal ini yang saya highlight karena cicilan utang adalah pengeluaran yang tergolong kewajiban yang harus dibayar. Jika nanti penghasilannya menurun maka kemungkinan
terburuknya tidak akan cukup untuk membayar cicilan utang, jadi salah satu
syarat utama adalah menunda keinginan sampai utang rumah dan mobil lunas. Utang
mobil yang diambil 2 tahun lagi selesai, namun utang KPR yang diambil jangka
waktunya 15 tahun, dan baru berjalan 2 tahun, nah ini yang jadi PR.
Saya kemudian memperlihatkan hasil financial check up dari data-data keuangan yang ada dan salah satu nilai plusnya adalah masih ada kelebihan dari cashflow bulanan, dan saat saya hitung jika kelebihan bulanan ini diinvestasikan paralel sambil terus membayar cicilan maka dalam waktu 5 tahun bisa melunasi sisa utang rumah. Client saya cukup senang dan semangat dengan hal ini daripada harus menunggu 13 tahun lagi, lebih baik ia berjuang menyisihkan kelebihan penghasilan bulanannya mulai sekarang untuk mengejar dan melunasi utang rumahnya lebih awal. Saya juga cukup excited karena memang melunasi utang itu menjadi salah satu tujuan keuangan yang utama, walau pada umumnya yang saya selalu sarankan untuk harus dilunasi adalah utang konsumtif seperti kartu kredit, KTA, namun dalam case client saya kali ini, utang produktifpun bisa dilunasi lebih awal untuk mengejar tujuan yang penting, yaitu mengejar passion.
Jadi jawabannya mungkin saja jika kita ingin melunasi utang apapun yang kita miliki saat ini, tergantung seberapa besar dan penting tujuan atau prioritas dalam hidup yang ingin kita capai, agar kondisi keuangan dan pengeluaran yang kadang terasa tidak ada habisnya tidak mampu menghalangi niat tersebut.
Where there is a will, there is a way.
Comments
Post a Comment