Q & A Ngatur Keuangan


Untuk beberapa minggu kedepan kita akan bahas beberapa pertanyaan terkait mengatur keuangan yang sering ditanyakan, sila disimak dan dipraktekkan yaa ;)

Bagaimana agar gaji nggak hanya numpang lewat? Kadang meski pendapatan tinggi tetap saja kita susah mengatur keuangan. Di tengah bulan selalu ada kebocoran anggaran, termasuk kondisi darurat.

Penghasilan berapapun besarnya akan habis atau numpang lewat jika kita tidak mengontrol pengeluaran atau spending habit kita. Jika memang ingin mengatasi hal ini pertama kita perlu aware kemana saja pengeluaran kita tiap bulan, list pos pengeluaran dan jumlah perkiraan atau rata-ratanya, cek mana yang merupakan pengeluaran primer dan non primer, kemudian total semua pengeluaran, jika jumlahnya melebihi penghasilan atau gaji, maka lakukan adjustment, kurangi atau hilangkan pengeluaran non primer. Kalau pengeluaran selalu mengikuti penghasilan maka tidak akan pernah ada sisa, itu sebabnya orang sulit menabung. 

Cara yang bisa dilakukan adalah miliki minimum 2 tabungan, yaitu tabungan operasional dan tabungan dana darurat. Saat menerima penghasilan di tabungan operasional, langsung transfer sejumlah tetap uang untuk ditabung, minimal 10% dari penghasilan, semakin besar semakin baik, apalagi jika kita memiliki tujuan keuangan jangka pendek, seperti Dana Pernikahan, maka buat Tabungan Dana Pernikahan. Setelah menyisihkan dana untuk saving, maka untuk operasional bulan itu kita hanya menggunakan dana yang ada di tabungan operasional. 

Tabungan Dana Darurat hanya digunakan untuk keadaan darurat (PHK, musibah keluarga, kecelakaan, mobil rusak) sehingga kita tidak perlu berutang. Untuk mengubah kondisi keuangan kita perlu membangun kebiasaan yang baru dan komitmen.

Saya lajang dan mulai ingin menabung untuk mengumpulkan DP KPA. Dengan gaji pokok Rp 6 juta dan pengeluaran rutin Rp 3-4 juta, mungkinkah saya mencicil apartemen seharga Rp 300 juta? Bagaimana perhitungannya? Kapan sebaiknya mulai memikirkan untuk membeli rumah atau apartemen? Mana yang lebih menguntungkan, membeli rumah atau apartemen?

Untuk membeli properti maka yang perlu disiapkan adalah uang muka/down payment (DP) sebesar minimal 30% dari nilai properti, untuk apartemen seharga 300 juta maka uang mukanya sebesar 90 juta. Selain itu kita juga perlu mengecek kemampuan cicilan bulanan, karena maksimal cicilan yang diberikan kisarannya antara 30-35% dari penghasilan. Jika saat ini gaji pokok 6 juta maka maksimal cicilan bulanan kurang lebih adalah 1,8 – 2,1 juta. 

Saat pembayaran pertama selain uang muka dan cicilan pertama, yang harus dibayarkan adalah biaya administrasi, biaya asuransi, BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Bea Balik Nama jika pembelian dilakukan atas properti milik orang lain. Perhitungan detil jumlah cicilan akan bergantung pada besar suku bunga (fix atau floating) dan cara perhitungan bunga (flat atau efektif), dan jangka waktu kredit biasanya 10, 15 atau 20 tahun. Sebaiknya bandingkan 2 atau 3 perhitungan KPR dari bank atau financing yang ada sehingga bisa dicek mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. 

Pertimbangkan dengan baik pemilihan property karena KPR atau KPA merupakan komitmen utang jangka panjang, namun merupakan utang produktif karena nilai property pada umumnya meningkat. Kita bisa mulai komit untuk membeli rumah semenjak kita mulai bekerja, dimulai dengan mengumpulkan DP terlebih dahulu, kemudian mempersiapkan kemampuan cicilan, sehingga nanti saat kita menemukan property yang sesuai kita bisa menjalankan rencana pembelian property tersebut. 

Rumah atau apartment memiliki plus minus, rumah harganya pada umumnya lebih mahal dibanding apartemen, tapi kita mendapatkan sertifikat hak milik dengan membeli rumah, sedangkan apartemen yang biasanya diberikan adalah surat hak guna bangunan, jika ingin disewakan apartemen bisa lebih mudah disewakan dibanding rumah, kenaikan harga rumah pada umumnya lebih tinggi dibanding apartemen, untuk maintenance atau perawatan karena ukuran yang lebih kecil apartemen lebih mudah dibanding rumah. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pada saat membeli property.




Comments

  1. Hebat..... begitu detail penjelasannya..... tinggal menjalankannya.

    Bisakah kita dsiplin ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

Good Habits vs Bad Habits

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor