My Reksadana Part I : From Worker to Investor


Hehe..akhirnya bisa nulis tentang my favorite one this day..

Sejak berkenalan sama yang namanya reksadana udah langsung jatuh cinta..halah2..

Tapi beneran lho..ya ini share pengalaman pribadi aja..now I have five with their own purpose.. (^_^)

Jadi makanya ga bisa boong kalo #reksadana jd topik yg paling sering dibahas di my twitter (@phien13)

Pertanyaannya kenapa sihh?
Pernah denger kalo orang-orang nyebut investor kan? Apa sih Investor?

Ya udah gampangnya gnie kalo bahasa inggris ditambah ‘or’ itu artinya doer/pelakunya, jadi Investor itu ya orang yang melakukan investasi. Investasi itu macem-macem yaa..nti kita bahas di tulisan terpisah..*biar penasaran* just kidding..biar fokus maksudnya..

So apa kaitannya reksadana dengan investor?

Ya mungkin sebagian besar udah tau, tapi saya coba menggambarkan dengan sesederhana mungkin. Kita tau ada produk investasi dari Pasar Uang (misal tabungan, deposito, surat hutang jangka pendek, dll) atau Pasar Modal (obligasi, saham, dll) Nah kalo kita langsung beli yang di Pasar Modal, jumlah dana yang harus kita siapkan cukup atau sangat besar dan tidak semua orang mampu.

Lalu dibuatlah reksadana (UU Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang juga ingin berinvestasi, namun memiliki dana terbatas, jadi kl sendiri ga bisa ya gotong royong deh..artinya sejumlah orang yang ingin berinvestasi bisa memasukkan dananya untuk membeli yang tadinya tidak mampu dibeli sendirian. “Bersama kita bisa!” 

Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami tentang reksadana :
  • Dimiliki oleh sejumlah investor
  • Dikelola oleh Manajer Investasi (MI)
  • Disimpan dan diadministrasi oleh Bank Kustodian
  • Memperoleh pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK

Trus ada yang nanya, reksadana bisa turun ga? Ya tergantung, contoh kalo mengandung saham, ya saat harga sahamnya turun, NAB reksadananya bisa turun, trus kenapa? Ya turun-turun aja, kan ga selamanya turun, nanti naik lagi..kecuali perusahaannya bangkrut yaa..ada yang pernah perhatiin harga saham Astra? Pernah turun sampai titik berapa? Dan sekarang harganya berapa?

Jadi makanya penting punya kemampuan untuk memilih reksadana yang tepat, dan sesuai kebutuhan

Contoh dengan beli reksadana saham misalnya, isinya itu kumpulan berbagai macam saham dgn sejumlah persentase (misal: saham Astra, saham Telkom, saham Unilever, dll) kita udah jadi investor! Horeee…

And because I’ve been work in Astra, now I just can say that I change my self from worker to investor! I still can support Astra in different way..hehe..

So kalo ‘paradigma’ bahwa yg namanya investor itu orang-orang yang punya duittttt banyaaakkk bgt..udah ngga lagi yaa..*kedip

Anyone can be an investor, if they are willing to..

Selanjutnya kita akan bahas mengenai jenis-jenis reksadana, tingkat resiko masing-masing reksadana, jangka waktu investasi, dll


Ps:
Reksadana logo is taken from here


Comments

Popular posts from this blog

The Power Of Emergency Fund

My Reksadana Part 2: Be a Smart Investor

Good Habits vs Bad Habits